NO
|
NAMA
|
NPM
|
1
|
Amir Mahmud
|
13102174
|
2
|
Hero Tamo
|
13103054
|
3
|
Muid Sidik
|
13103594
|
No
|
Nama Tokoh
|
Keadaaan Ekonomi Pada
Masa Arab Pra-Islam
|
Pendapat/Komentar Pemakalah
|
1.
2.
|
-----------------
-
-------------------
c-
|
Orang
Arab badui menggantungkan sumber kehidupannya dari beternak. Dari
berternak mereka dapat mengonsumsi
daging dan susu hasil ternaknya, membuat pakaian, kemah, dan perabot dari wol
(bulu domba) serta menjualnya jika keperluan pribadi dan keluarganya sudah
terpenuhi. Namun tidak hanya usaha ternak, masyarakat badui juga meningkatkan
perekonomiannya dengan cara bertani, khususnya bagi masyarakat badui yang
bertempat tinggal di daerah subur di sekitar Oas.
Adapun orang Arab hadhari (perkotaan),
terbagi menjadi dua. Penduduk yang bertempat tinggal di daerah subur seperti
Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan
sumber kehidupan pada pertanian dan perdagangan. Namun mayoritas dari mereka
menggantungkan sumber kehidupannya pada perniagaan. Dan Penduduk
yang bertempat tinggal di daerah gersang seperti Mekah. Mereka menggantungkan
sumber kehidupanya dari perdagang. Dan
bahkan Mekah sendiri merupakan pusat perniagaan. Hal ini
dapat tarik kesimpulan bahwa dari sistem perekonomian, unsur penting
yang menjadi andalan masyarakat Arab perkotaan pra Islam adalah perdagangan
di samping bertani dan beternak. Mereka telah lama mengenal perdagangan bukan
saja dengan orang Arab, tetapi juga dengan non-Arab. Terbukti dengan adanya
Mekkah sebagai kota dagang internasional. Demikian ini karena letak daerah
Hijaz, khususnya Mekkah, sangatlah strategis, yakni penghubung jalur dagang
antara Yaman dengan Syiria. Di samping itu, daerah pesisir ini juga di lewati
kapal-kapal dagang Eropa dan Asia melalui laut merah. Namun Sebagai pusat perdagangan, pada masa Jahiliyah transaksi riba
merata di Semenanjung Arab. Bisa jadi mereka terjangkiti penyakit ini karena
pengaruh orang-orang Yahudi yang menghalalkan transaksi riba dengan non Bani
Israil.
|
Menurut kami sistem perekonomian pada waktu arab badui masih
kurang baik, di karenakan proses
ekonomi pada waktu itu masih sangat
tradisional dimana masyarakatnya masih
menggantungkan sumber kehidupanya dengan berternak dan bertani saja. Dan
pemanfaatkan sumber dari berternak dan bertani lebih di prioritaskan untuk
kehidupan pribadi dan keluarganya dan baru menjualnya jika kebutuhannya dan
keluarganya terpenuhi. Sehinga
pemenuhan kebutuhanya sangat terbatas. Mereka hanya bergantung dengan apa
yang didaerahnya atau dari apa yang ia hasilkan saja.
Menurut
kami sistem perdagangan orang Arab hadhari (perkotaan) pada
waktu itu sudah sangat baik, dikarenakan sistem perekonomiannya sudah seperti
di era moderen ini. Dimana sistem perdagangan bukan hanya sebuah perdagangan
lokal saja melainkan sudah menjadi perdagangan internasional juga. Dalam
Sehingga dalam pemenuhan kebutuhan tidak hanya bergantung dengan apa yang
didaerahnya atau dari apa yang ia hasilkan saja. Melainkan dalam pemenuhan
kebutuhanya sudah dapat terpenuhi dengan hasil dari daerah lain.Namun dari
segilain kami sangat mengkritik maraknya
transaksi riba pada masa itu sehingga sistem perekonomian pada waktu
itu menyebabkan orang yang kaya menjadi lebih kaya dan orang yang miskin
menjadi lebih miskin. Dan hal ini sangat bertentangan dengan syariat-syariat
islam, yang mana islam sendiri sangat mengharamkanya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar